Monday, May 28, 2012

Bahagia Karena Doa


Cerita ini diawali dari kegundahan saya dalam menemukan pria calon pendamping hidup Saya..
Tahun 2006, kala itu saya didesak untuk segera menikah oleh orangtua saya, sampai-sampai saya mau dijodohkan dengan orang satu kampung (wuih... banyak banget!) tapi saya kekeuh ga mau. Saya tetap pada pendirian saya. Saya hanya akan menikah dengan pria pilihan saya tanpa ada campur tangan dari siapapun.
Saya orangnya ga lebay. Kriteria pria idaman saya cuma satu, yaitu seorang pria dengan akhlak yang baik yang bisa menjadi imam dan teladan bagi saya.
Tapi namanya juga orangtua pasti khawatir saat anak gadisnya sudah cukup umur tapi belum juga punya gandengan. Saya sih santai aja, toh waktu itu saya belum tua-tua amat masih kepala 2. Saya juga masih ingin meniti karir disamping ingin melanjutkan kuliah. Tapi demi menyenangkan hati ibu saya, saya pun berusaha lebih membuka diri terhadap laki-laki. Tahun berganti saya belum juga menemukan pria idaman saya.Saya "galau" Ibu saya pun mulai gundah gulana. Tiap kali saya telp pasti yang ditanyakan "kapan kamu nikah nduk?"
Meski terpaut ribuan kilometer, saya di Kepulauan Riau dan ibu di Jawa, toh beliau masih saja getol mencarikan pasangan untuk saya. Bahkan ngotot ingin menjodohkan saya dengan seorang pria, sebut saja si H. Tentu saja saya menolak mentah-mentah. Saya tahu betul laki-laki itu seperti apa. Meski notabenenya dia adalah seorang jebolan universitas tapi tidak menjamin kadar iman dan akhlaknya baik. Ketika saya utarakan hal itu kepada ibu saya, ibu saya malah bilang itu ga penting yang penting kan sama-sama muslim. Gludak..! god.. sampai segitunyakah ibuku..? saya tahu ibuku cuma berseloroh. Tapi haruskah saya menikah dengan sembarang lelaki tanpa mempertimbangkan bibit, bebet dan bobotnya?.

Sejak saat itu saya memutuskan untuk segera mengakhiri masa kesendirian saya. Saya ga tahan ditanya ibu terus-menerus tentang pendapat saya mengenai pria pilihannya itu. Selain itu saya juga sudah ingin membina hubungan yang lebih serius. Seperti dikejar deadline sayapun gencar berusaha mencari pria yang cocok dengan kriteria saya. Caranya? ke dukun atau biro jodoh ? NO WAY!
Sekedar informasi, saya ini termasuk orang yang paling kebal dengan dunia perdukunan ataupun segala macam yang behubungan dengan mitos. Yang saya percaya cuma satu, Gusti Allah. Saya yakin Allah pasti akan memberikan yang terbaik untuk saya. Maka dari itu saya pun berusaha lebih mendekatkan diri pada yang Maha Kuasa, dengan cara meningkatkan kualitas amal ibadah saya, baik amalan wajib maupun sunah. Yang tadinya saya cuma ngerjain sholat lima waktu, saya tambah dengan rajin bangun disepertiga malam untuk menjalankan sholat tahajud. Senantiasa saya panjatkan doa kepada Allah. Saya tidak minta yang muluk-muluk, saya ikhlas dan pasrah. Saya cuma meminta diberi yang terbaik untuk hidup saya.
Dalam keseharian saya juga berusaha menjadi orang lurus-lurus saja agar saya juga mendapat suami yang baik pula. Karena Allah S.W.T berfirman, "perempuan yang jahat untuk lelaki yang jahat dan lelaki yang jahat untuk perempuan yang jahat, perempuan yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk perempuan yang baik." (An-Nur':26)

Alhamdulillah selang beberapa bulan muncul juga pangeranku. Melalui pertemuan singkat disebuah lorong koridor menuju mushola, saya mengenalnya (kebetulan kami satu tempat kerja, hanya berbeda section saja). Seorang pria berdarah jawa namun lahir di Palembang. Sosoknya yang arif dan berkharisma benar-benar telah memikat hati saya. Walaupun saat itu ada beberapa pria yang mendekati saya, tapi dengan yang satu ini saya merasa mantap bahwa dialah jawaban dari doa saya. Singkat cerita akhirnya kami mulai dekat dan memutuskan untuk merenda hari-hari indah bersama.
Meski menjalani proses "penjajakan" yang cukup lama, sekitar 4tahun (dan saya cukup berhasil membujuk ibu untuk bersabar menanti hari dimana anak gadisnya akan dilamar). Akhirnya awal 2011 kami resmi menikah. Dan sekarang sudah dikaruniai seorang bayi laki-laki yang lucu.

Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT. Kehidupan rumah tangga kami berjalan mulus-mulus saja. Bisa dibilang apa yang saya capai sekarang ini sudah jauh melebihi ekspektasi saya. Memiliki seorang suami yang bijak dan sholeh, santun bahasanya dan selalu berusaha menyempurnakan akhlaknya menjadi teladan bagi saya, serta seorang bayi sehat nan lucu. Keluarga yang harmonis, orangtua serta saudara yang selalu mendukung saya, ditambah lagi keluarga dari pihak suami yang juga selalu bersikap hangat dan bersahabat. Meskipun notabenenya mereka semua punya pendidikan tinggi serta masing-masing punya jabatan penting di  kantor instansi pemerintah tapi mereka selalu bersikap low profile. Saya benar-benar merasa bersyukur diberi kemudahan atas segalanya. Berawal dari memilih pasangan hidup, walimatul ursy, hamil, melahirkan, hingga sekarang putra kami berusia 7 bulan. Bahkan karir suami juga semakin beranjak naik. Dan kini Alhamdulillah suami telah menduduki posisi Departement Head dikantornya.
Kini saya semakin menyadari..pilihan Allah memang yang terbaik yang pada akhirnya terasa begitu indah.

Thursday, March 29, 2012

Menggendong Bayi Hadap Depan Tidak Disarankan

Ternyata menggendong bayi dengan posisi menghadap depan (menggunakan baby carrier) tidak disarankan. Kenapa? Ketika bayi digendong dengan posisi menghadap kedepan, ia akan menerima stimulasi yang berlebihan. Hal ini justru tidak baik karena menyebabkan ia menjadi over excited. Sama seperti saat kita naik roller coaster. Menyenangkan dan seru tapi hanya selama 10-15 menit. Namun bagaimana jika lebih lama dari itu, bukankah tidak menyenangkan lagi?. Nah kira-kira seperti itu perasaan bayi saat digendong dengan posisi hadap depan.
Selain itu bayi juga merasa tidak aman karena saat menghadap kedepan ia tidak dapat melihat wajah orangtuanya sehingga menimbulkan rasa cemas karena ia mengira telah terpisah dari orangtuanya. Posisi menggendong hadap depan juga dianggap kurang bagus untuk pertumbuhan tulang belakang bayi. Posisi bayi yang condong ke depan membuat bayi tidak nyaman, juga menimbulkan tekanan dan rasa sakit pada tulang punggung bayi. Bila bayi digendong dengan posisi ini dalam waktu yang lama, bisa membuat tulang punggung bayi melengkung. Yang lebih parahnya bisa menyebabkan pergeseran sendi antara tulang pinggul dan tulang paha, lantaran seluruh bobot bayi tertumpu pada tulang belakangnya.
Posisi yang paling ideal adalah posisi menghadap ke muka orangtua. Bayi akan merasa lebih aman dan percaya diri karena bisa selalu melihat wajah orangtuanya. Bayi juga bisa leluasa bergerak. Dengan menoleh ke kanan atau ke kiri sesukanya justru akan membantu perkembangan otot lehernya.
Catherine fowler seorang profesor keperawatan keluarga yang bekerja di Sydney's of Technology ini menuturkan, anak-anak atau bayi akan merasa ketakutan dan stress jika ia dibawa dalam gendongan (hadap depan) atau dorongan kereta bayi yang terlihat jauh dari orangtuanya. Sebuah penelitian tahun 2008 dari University of Dundee juga sepakat dengan fowler.
Jadi nyesel kemarin sempat beberapa kali gendong Abim dengan posisi seperti itu. Beruntung saya belum terlambat mengetahui informasi ini. Bertambah lagi satu pengetahuan baru yang sangat berguna untuk saya. Hobi membaca telah membuat wawasan saya bertambah luas.

sumber : anak bayi balitadetik health

Saturday, March 17, 2012

ASI Pilihan Terbaik Untuk Buah Hati Ibu


Pada postingan sebelumnya saya sudah membahas tentang perbandingan ASI dengan susu formula. Sebagai bahan tambahan tentang berbagai manfaat ASI Berikut paparan hasil penelitian mengenai manfaat ASI dan perbandingannya dengan susu formula :
1. ASI lebih efisien dan murah, karena tidak perlu membeli kemasan susu, tidak perlu diaduk, tidak perlu dipanaskan, dan sebagainya.
2. ASI Eksklusif (artinya tidak ada asupan tambahan lain untuk bayi) dapat mencegah kehamilan hingga 98% selama 6 bulan setelah melahirkan. Program ini dianggap sebagai solusi keluarga berencana yang paling efektif untuk menunda kehamilan hingga paling cepat 6 bulan setelah melahirkan.
3. Selama Pemberian ASI eksklusif, ibu tidak akan mengalami menstruasi dan ini akan mengurangi resiko anemia pada ibu, menurut “institute of medicine tahun 1991″, jumlah zat besi yang digunakan tubuh untuk menyusui lebih sedikit dibandingkan ketika tubuh mengalami menstruasi.
4. Anak yang diberi ASI Eksklusif mempunyai IQ dan kemampuan intelektual lebih tinggi dibanding anak yang diberikan Susu Formula (sample pada anak umur 7 bulan sampai 8 tahun), semakin lama anak diberikan ASI makan semakin tinggi IQnya.
5. ASI mengandung zat kekebalan yang membantu bayi melawan bakteri dan virus, contohnya ketika bayi terjangkit kuman, otomatis payudara akan memproduksi antibodi baru melalui air susu yang diproduksi. Catatan: Memompa Payudara tidak akan menghasilkan antibodi ini, karena tubuh bayi tidak bersentuhan langsung dengan tubuh ibu.
6. ASI mengandung: sel darah putih (leukosit) yang sanggup membunuh bakteri dan virus, Interferon (sejenis protein yang berfungsi mengidentifikasi kehadiran virus), Lysozyme (sejenis ensim untuk melawan infeksi), dan masih banyak lagi zat-zat berguna lainnya.
7. Zat Gula (laktosa) pada ASI mampu mengurangi infeksi pada bayi dan otak bayi membutuhkan laktosa dan galaktosa untuk berkembang.Sedangkan Laktosa juga dibutuhkan oleh bakteri usus yang berguna (lactobacilus bifidus) untuk berkembang.
8. Bayi sanggup mengontrol porsi makannya jika anda memberikan ASI Eksklusif melalui payudara, jadi bayi tidak akan sakit kekenyangan.
9. Rata-rata bayi yang diberi ASI, lebih sedikit mengalami gangguan infeksi telinga.
10. Bayi yang di beri susu formula 4 kali beresiko lebih tinggi terkena demam, bronkhitis, pneumonia dan gangguan pernafasan lainnya.
11. Gangguan diare 3 sampai 5 kali lebih sering dijumpai pada bayi yang di beri susu formula.
12. Radang selaput otak/sumsum tulang belakang dan infeksi saluran kencing lebih banyak di jumpai pada bayi yang diberikan susu formula.
13. Bayi yang di berikan susu formula 10 kali lebih sering masuk dirawat di rumah sakit karena mengalami infeksi serius di bandingkan bayi yang diberi ASI.
14. Bayi yang di berikan susu formula yang berumur 10 hari 30 kali beresiko mengidap Neonatal hypocalcemia, yang mengakibatkan kejang,sawan dan ayan ini karena susu formula mengandung phosphate yang sangat tinggi.
15. Susu Formula diketahui menjadi penyebab bayi yang mengidap diabetes.
16. Kanker kelenjar 5-8 kali lebih tinggi untuk bayi yang diberikan susu formula atau bayi yang diberikan ASI kurang dari 6 bulan.
17. Pemberian ASI membantu tubuh bayi untuk mendapat kolesterol baik, ini artinya melindungi bayi dari penyakit jantung pada saat dewasa. ASI mengandung kolesterol tinggi (fatty acid) yang berguna untuk bayi dalam membangun jaringan-jaringan saraf dan otak. Susu yang berasal dari sapi tidak mengandung kolesterol ini.
18. Bayi yang di berikan susu formula cenderung mengidap alergi, termasuk alergi pada susu sapi dan kedelai.
19. ASI mencegah 40% resiko Asma pada anak.
20. Bayi yang di berikan susu formula sangat tinggi resikonya terkena gangguan pencernaan (pyloric stenosis), yang penyembuhannya harus lewat operasi.
21. Susu formula diduga menjadi penyebab beberapa penyakit berbahaya seperti celiac, ulcerative colitis, dan Chron diseases.
22. Bayi yang diberi ASI Eksklusif selama 3 bulan 40% beresiko lebih rendah dalam mengidap infeksi Gastrointestinal dan atopic eczema.
23. ASI melindungi bayi dari diare. Diare telah membunuh 500 bayi dan anak setiap tahunnya di Amerika Serikat. ASI mengandung zat-zat yang disebut bakteria yang baik bagi pencernaan bayi yang dapat mengurangi bakteri yang menyebabkan diare.
24. ASI melindungi bayi dari penyakit langka botulism, penyakit ini merusak fungsi saraf, menimbulkan berbagai penyakit pernapasan, dan kelumpuhan otot.
25. ASI membuat tulang bayi lebih kuat.
26. Kematian mendadak (SIDS / Sudden infant death syndrome) pada bayi lebih banyak dialami oleh bayi yang di berikan susu formula. Susu formula sangat rendah kandungan tryptophan yang sangat dibutuhkan badan untuk membentuk serotonin, serotonin adalah zat yang berfungsi mengatur tidur, Penelitian pada bayi yang meninggal mendadak rata-rata mempunyai zat serotonin (yang sangat rendah pada otak). Susu ibu sangat tinggi kandungan tryptophan. SIDS sampai sekarang masih belum ditemukan penyebab utamanya.
27. Susu formula selalu dihubungkan sebagai salah satu penyebab autis, keterlambatan dalam berbicara dan kesulitan belajar pada bayi.
28. ASI mengurangi penyakit gigi berlubang pada anak (tidak berlaku pada ASI dengan botol). Karena menyusui lewat payudara ada semacam keran, jika bayi stop menghisap, otomatis asupan ASI akan stop juga, dan tidak seperti pada botol, jadi ASI tidak akan mengumpul pada gigi dan menyebabkan gigi berlubang.
29. Susu formula kurang mengandung DHA, Omega-3 dan zat-zat lainnya yang diperlukan dalam membentuk otak bayi. Jika pun ada yang kadarnya mendekati kebutuhan bayi, harganya pasti sangatlah mahal.
30. Asam amino pada ASI membantu perkembangan otak sedangkan Asam amino pada susu formula (susu sapi) hanya membantu pertumbuhan otot dan jaringannya.

Thursday, March 8, 2012

Happy Birthday Ayah...

Banyak orang bilang, masa berumahtangga itu tidak seindah seperti waktu masih pacaran. Sikap suami akan berubah 180 derajat, tidak semanis dan semesra dulu. Tapi aku rasa itu hanya lelucon belaka. Setelah menikah ayah justru makin sayang makin perhatian dan care banget sama keluarga.Samasekali ga ada yang berubah..

My beloved husband Ihwanul Habib
Adalah sayangku, cintaku, belahan jiwaku. Suamiku itu orangnya serba bisa.. bisa jadi kekasih, pacar, sahabat, bisa jadi kakak, bisa juga jadi sosok seorang ayah bagiku.

Ayah jadi suami buatku..
"Bunda..hemat dikit dong, jangan apa-apa dibeli"
"Bunda ga boros koq ayah.."
"Ga boros bagaimana,beli kerudung sampai 5 biji, yang beli minggu kemaren aja ga di pake.....bla..bla..bla..."(wew...)

Ayah jadi pacarku..
"lagi ngapain bunda sayang..?"
"Nih lagi tidur-tiduran sama Abim.."
"Masak apa hari ini?"
"Masak ayam goreng"
"Mmm..pasti enak masakan bunda..,bunda udah makan..??
"udah Ayah..,Ayah udah makan..?"
"Iya ini lagi makan"

Ayah jadi sahabatku..
"Ayah,nanti pergi kondangan bunda pake baju apa?
"Baju yang biasa, yang ayah suka"
"Mmm..Ayah,kalau pake baju ini bagus ga"
"Bagus"
"Cocok ga buat bunda"
"Cocok bngt,matching sama kerudungnya.."
"Kalau yang ungu aja gimana?"
"Huft..."

Ayah jadi Ayah..
"Bunda bangun,sholat.."
"masih ngantuk ayah"
"nanti kesiangan lho..,malaikatnya keburu naik lagi ke langit"
"10 menit lagi ya ayah.."
"Bunda!"
"Iya..iya.."

Ayah HERO-ku..
"Ayaah..hujan-hujan gini enaknya makan bakso"
"Iya,tar ayah pulang kantor mampir beli bakso"
"Sekalian beli gorengan ya"
"Iya..."
"Tambah bandrek boleh"
"Hemm..."


Ayah is the best deh!
Love you so much..




Happy birthday ayah..meskipun tak ada pesta dan kue tart,meskipun tak ada kado istimewa..tapi doa bunda senantiasa mengiringi langkah ayah..semoga ayah akan selalu menjadi ayah terbaik untuk "mujahid kecil" kita dan menjadi teladan bagi bunda. Amin..

Friday, February 10, 2012

ASI Is The Best


Di sela-sela gencarnya kampanye inisiasi dini dan agar ibu yang baru melahirkan memberikan ASI pada sang buah hati, ternyata masih ada ibu yang menganggap susu formula adalah yang terbaik untuk bayi.
13288706401891738998
Sudah menjadi karunia Allah bahwa ASI adalah asupan gizi yang luar biasa bagi bayi, namun mengapa masih banyak ibu yang kurang yakin akan keunggulan ASI disbanding susu formula?
ASI adalah makanan yang paling cocok untuk bayi manusia, demikian pula halnya dengan susu sapi, tentunya paling cocok untuk bayi sapi bukan bayi manusia. Untuk lebih meyakinkan, berikut saya copas dari artikel bunda dan balita ( mediasehat.com) tentang keunggulan ASI :
Sumber gizi sempurna
ASI : Mengandung gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi. Antara lain, factor pembentuk sel-sel otak, terutama DHA, dalam kadar tinggi. ASI juga mengandung whey (protein utama dari susu yang berbentuk cair) lebih banyak daripada casein (protein utama dari susu yang berbentuk gumpalan) dengan perbandingan 65 : 35 komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap oleh tubuh bayi.
Susu formula : Tidak seluruh zat gizi yang terkandung di dalamnya dapat diserap oleh tubuh bayi. Misalnya, protein susu sapi tidak mudah diserap karena mengandung lebih banyak casein. Perbandingan whey dan casein dalam susu sapi adalah 20 : 80.
Mudah dicerna
ASI : Pembentukan enzim pencernaan bayi baru sempurna pada usia kurang dari 5 bulan. ASI mudah dicerna bayi karena mengandung enzim-enzim yang dapat membantu proses pencernaan.
Susu formula : sulit dicerna karena tidak mengandung enzim pencernaan. Akibatnya, lebih banyak sisa pencernaan yang dihasilkan dari proses metabolisme (proses pembakaran zat-zat di dalam tubuh menjadi energy, sel-sel baru,dll) yang membuat ginjal bayi harus bekerja keras.
Komposisi sesuai kebutuhan
ASI : Komposisi zat gizi ASI sejak hari pertama menyusui biasanya berubah dari hari ke hari. Misalnyakolostrum (cairan bening kekuningan yang keluar pada awal kelahiran) terbukti mempunyai kadar protein yang lebih tinggi, serta kadar lemak dan laktosa yang lebih rendah dibandingkan ASI mature (ASI yang keluar pada hari ke-10 setelah melahirkan). Kandungan kolostrum yang seperti ini akan membantu system pencernaan bayi baru lahir yang belum berfungsi optimal. Selain itu komposisi ASI pada saat mulai menyusui (fore milk) berbeda dengan komposisi pada akhir menyusui (hind milk). Kandungan protein fore milk (berwarna bening dan encer) tinggi, tetapi kandungan lemaknya rendah bila dibandingkan dengan hind milk (berwarna putih dan kental). Makanya, jangan terlalu cepat memindahkan bayi untuk menyusu pada payudara yang lain, bila ASI pada payudara yang sedang di hisapnya belum habis.
Susu formula : Komposisi zat gizinya selalu sama untuk setiap kali minum (sesuai aturan pakai).
Mengandung zat pelindung
ASI : Mengandung banyak zat pelindung, antara lain immunoglobulin dan sel-sel darah putih hidup. Selain itu, ASI mengandung factor bifidus. Zat ini penting untuk merangsang pertumbuhan bakteriLactobacillus bifidus yang membantu melindungi usus bayi dari peradangan atau penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi beberapa jenis bakteri merugikan, seperti keluarga coli.
Susu formula : Hanya sedikit mengandung immunoglobulin, dan sebagian besar merupakan jenis yang “salah”(tidak dibutuhkan oleh bayi). Selain itu, tidak mengandung sel-sel darah putih dan sel-sel lain dalam keadaan hidup.
Cita rasa bervariasi
ASI : Cita rasa ASI bervariasi sesuai dengan jenis senyawa atau zat yang terkandung di dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi ibu.
Susu formula : Bercita rasa sama dari waktu ke waktu.

Disamping itu tentunya para ibu sering mendengar tentang pemberian ASI Exclusive. Apa sih ASI Exclusive?
ASI exclusive adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI exclusive ini. Pada tahun 2001 World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa ASI exclusive selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya bahwa ASI exclusive itu cukup hanya empat bulan sudah tidak berlaku lagi. Setelah ASI exclusive enam bulan tersebut, bukan berarti pemberian ASI dihentikan. Seiiring dengan pengenalan makanan kepada bayi, pemberian ASI tetap dilakukan. Sebaiknya menyusui dua tahun menurut rekomendasi WHO.

Lalu mengapa tidak boleh memberikan makanan selain ASI selama enam bulan? Saat bayi berumur 6 bulan ke atas, system pencernaannya sudah relative sempurna dan siap menerima MPASI (makanan pengganti ASI). Beberapa enzim pemecah protein seperti asam lambung, pepsin, enzim amylase, dsb baru akan diproduksi sempurna pada saat bayi berusia 6 bulan. Menunda MPASI hingga 6 bulan juga melindungi bayi dari obesitas di kemudian hari. Tidak ada untungnya memberikan makanan pengganti ASI sebelum 6 bulan selain kelebihan berat badan yang tidak perlu, malahan bisa jadi MPASI tersebut memicu alergi pada bayi dan gangguan pencernaan. Hal ini disebabkan karena sistem imun bayi < 6 bulan belum sempurna. Pemberian MPASI dini sama saja dengan membuka pintu gerbang masuknya berbagai jenis kuman. Belum lagi jika tidak disajikan higienis. Hasil riset terakhir dari peneliti di Indonesia menunjukkan bahwa bayi yg mendapatkan MPASI sebelum ia berumur 6 bulan, lebih banyak terserang diare, sembelit, batuk-pilek, dan panas dibandingkan bayi yg hanya mendapatkan ASI eksklusif.
Namun demikian masih banyak orangtua yang memberikan MPASI kepada anaknya sebelum 6 bulan. Umumnya banyak ibu yang beranggapan kalau anaknya kelaparan dan akan tidur nyenyak jika diberi makan. Meski tidak ada relevansinya banyak yang beranggapan ini benar. Anggapan seperti ini adalah salah, system pencernaan bayi kurang dari 6 bulan belum sempurna sehinga system pencernaan harus bekerja ektra keras untuk mengolah dan memecah makanan. Kadang bayi yang menangis terus dianggap sebagai anak yang tidak kenyang. Kemudian ibu terburu-buru memberikan susu formula. Padahal menangis bukan semata-mata tanda lapar. Memang benar, bayi yang diberi susu formula akan terlihat lebih gemuk disbanding bayi yang diberi ASI. Hal ini dikarenakan pemberian susu formula ternyata memicu produksi sel-sel lemak yang bisa membuat pertambahan berat badan bayi menjadi lebih pesat.
Prof. Kim Fleischer Michaelsen dari Copenhagen University mengatakan, “jika dibandingkan dengan bayi susu formula, bayi  yang diberi ASI kenaikan berat badannya tidak terlalu melesat. Dan kedepannya, bayi ASI akan sedikit mengalami penyakit-penyakit gaya hidup”.

Untuk itu menjadi seorang ibu itu juga harus cerdas dan berwawasan luas. Gali informasi sebanyak mungkin bisa dari internet atau dari buku tentang seputar kehamilan, bayi, balita, dan segala hal yang berkaitan dengan dunia parenting. Hal ini dilakukan semata agar kita tidak mendapat informasi yang salah untuk kebaikan si kecil. Dan untuk ibu yang bekerja di luar rumah, untuk buah hati tercinta, seharusnya bekerja di luar rumah bukanlah halangan untuk memberikan yang terbaik untuknya, termasuk memberikan ASI exclusive. Ibu tetap bisa memberikan ASI perah yakni ASI yang diperas dari payudara dan bisa disimpan di dalam lemari pendingin lalu diberikan pada bayi saat ibu bekerja di kantor. Apalagi sekarang sudah banyak beredar dipasaran alat-alat yang memudahkan ibu untuk memberikan ASI Exclusive pada sang buah hati (breast pump). Jadi ibu tidak ada alasan untuk tidak memberikan ASI exclusive terhadap bayi anda.

Tuesday, January 17, 2012

Antara Karir Atau Jadi Ibu Rumah Tangga


Pilih berkarir atau jadi ibu rumah tangga? Ini adalah pertanyaan yang akhir-akhir ini menghantui pikiran saya. Bagaimana tidak? Sebelum memutuskan untuk berhenti bekerja, saya adalah seorang wanita pekerja yang selalu sibuk di kantor dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore,dan hal itu berlangsung selama kurun waktu 4 tahun. Tapi semua berakhir setelah saya menikah. Saya memutuskan mengundurkan diri dari pekerjaan  karena kondisi saya yang tengah hamil waktu itu tidak memungkinkan untuk bekerja. Awalnya sempat terjadi pro kontra dengan suami. Tapi akhirnya suami mendukung keputusan saya setelah melihat kondisi saya yang kian hari semakin lemah, karena selama awal kehamilan, saya tidak bisa makan dan minum sehingga memaksa saya harus benar-benar bedrest untuk beberapa bulan.
Kini saya sudah menjadi seorang ibu dari putra kecil saya yang baru berusia 3 bulan. Kalau di hitung-hitung, Saya sudah tidak bekerja selama kurang lebih 1 tahun. Namun akhir-akhir ini timbul keinginan saya untuk kembali bekerja. Walaupun ini baru pemikiran, saya sudah di hadapkan pada sebuah dilemma, antara bekerja atau menjadi ibu rumah tangga? Bagi saya ini adalah sebuah pilihan yang sulit. Di satu sisi saya ingin kembali bekerja tapi di sisi lain hati saya sedih harus berpisah dengan anak, dan tak tega meninggalkannya bersama seorang pengasuh.
Bagi ibu-ibu modern jaman sekarang, Bekerja bukanlah untuk mengejar uang semata, melainkan sebagai eksistansi diri. Meskipun secara financial rumah tangga semua sudah tercukupi oleh penghasilan sang suami. Tapi dengan berkarir, wanita merasa lebih percaya diri dan bisa hidup mandiri tanpa harus bergantung pada suami. Bagi para wanita layaknya saya, Pendapatan pribadi yang di terima setiap bulan merupakan bentuk kebanggaan sekaligus identitas sebagai individu yang mandiri. Namun hal ini sering berbenturan dengan peran lain perempuan terkait dengan tugas dan kewajibannya sebai seorang ibu bagi anak -anaknya serta sebagai seorang istri. Tak sedikit wanita yang mengalami dilemma ketika di hadapkan pada dua pilihan penting, yakni mengabdi sebagai istri dan ibu di dalam rumah, atau tetap bekerja demi tuntutan agar tetap eksis sebagai seorang wanita yang mandiri.
Seperti yang tengah saya alami sekarang ini. Suami saya adalah lulusan salah satu perguruan tinggi negri di Palembang. Ia meraih gelar sarjana tekhnik dengan nilai yang cukup gemilang, kini dia bekerja di sebuah perusahaan, produsen pipa baja terbesar di Batam, serta menduduki jabatan yang penting di kantornya, meski baru 1 tahun bergabung di perusahaan tersebut. Penghasilannya yang lebih dari cukup untuk menghidupi kami sekeluarga, tidak membuat saya lantas berpikir untuk diam di rumah tanpa pekerjaan. Justru akhir-akhir ini saya sering mengutarakan kepadanya tentang keinginan saya yang ingin kembali bekerja. Sebagai seorang suami yang selalu mengutamakan kenyamanan dalam keluarga, ia tak pernah memaksa ataupun melarang saya untuk bekerja lagi. Semua keputusan ada di tangan saya. Meski demikian dia tetap menganjurkan agar untuk sementara ini saya focus dulu mengurus anak.
Tapi kalau boleh saya jujur, saya merasa berat jika harus di hadapkan pada pertanyaan “ sekarang bekerja di mana” saya merasa minder jika harus menjawab bahwa saya hanyalah seorang ibu rumah tangga. Apalagi melihat kenyataan bahwa banyak teman-teman saya yang sukses berkarir sukses pula dalam berumahtangga. Hmm..hebat rasanya ketika mendengar mereka khususnya teman-teman wanita saya, begitu lulus kuliah kemudian bekerja di perusahaan bonafid dengan mendapat penghasilan sendiri tiap bulannya. Tegambar kesuksesan yang telah mereka raih. Membuat saya semakin rindu dengan pekerjaan saya dulu. Rindu dengan suasana kantor, document-document yang berserakan di meja saya, suara jari-jari menyentuh keyboard computer, suara mesin fotokopi dan fax, suara telp berdering sahut-menyahut. Tapi bayangan itu sirna begitu saya mengingat anak semata wayang saya. Jika saya kembali bekerja, apakah ini adil bagi anak saya? Bagaimanapun anak saya punya hak atas diri saya. Anak memiliki hak untuk di cintai, diakui, dan diberi perhatian. Sama seperti orangtua yang juga memiliki hak atas anak-anaknya. Intinya untuk saat ini saya memutuskan untuk focus dulu terhadap tumbuh kembang anak saya. Dan keinginan saya untuk bekerja mudah-mudahan bisa terwujud di kemudian hari tanpa harus mengabaikan kepentingan anak saya. Dan tentu saja atas izin dari sang suami.
Lilypie - Personal pictureLilypie Breastfeeding tickers
Daisypath Anniversary tickers
Lilypie - Personal pictureLilypie First Birthday tickers