Friday, October 11, 2013

Ulang Tahun

1 Oktober telah jatuh pada hari selasa kemarin, bertepatan dengan hari ulang tahun anak kami Abimanyu. Selamat ulang tahun yang ke-2 anak bunda sayang... Doa bunda selalu menyertaimu. Tidak hanya dihari ulang tahunmu saja, bahkan setiap saat ayah dan bunda selalu mendoakan yang terbaik untukmu.
Tak ada pesta meriah, juga tidak ada kado istimewa untukmu nak...karena kami yakin, kamu belum mengerti makna dari semua itu. Doa tulus dari orangtua sudah pasti akan menjadi kado terbaik disepanjang usiamu.

Orang lain mungkin berlomba-lomba mengadakan pesta meriah, kado dengan harga fantastis untuk anak. Tapi itu urung kami lakukan, gaya hidup kami yang cenderung simply beauty dan gak ribet membuat kami bertekad untuk menanamkan jiwa hidup sederhana sedini mungkin pada anak. Beruntung saya dan suami selalu sependapat dalam banyak hal, salah satu contohnya ya mengenai moment ulang tahun. Menurut kami rasanya belum perlu merayakan ulang tahun anak yang masih belum tahu apa-apa dengan sebuah pesta. Apalagi dalam sejarah keluarga kami tidak pernah ada tradisi merayakan ulang tahun. Paling banter beli kue tart dan bikin nasi kuning untuk dimakan bersama. Dan disisihkan sebagian untuk tetangga terdekat.

Miris.. ketika ada orangtua yang mengadakan pesta anak hanya demi sebuah pencitraan. Menganggap sebuah pesta sebagai ajang untuk pamer kemewahan. Ini sungguh konyol dan kekanak-kanakan. Nampaknya kesederhanaan sudah menjadi fenomena yang langka di zaman sekarang ini. Ironisnya lagi justru para orang tua sendiri yang telah menanamkan kebiasaan hidup royal pada anak-anaknya yang masih polos dan lugu. Padahal sejatinya moment ulang tahun bisa jadi saat yang tepat untuk mengajarkan anak peduli pada sesama. Dengan memberikan contoh perilaku yang positif untuk bisa membangun empati anak. Walaupun anak juga belum memahami essensi berempati itu apa, tapi setidaknya ada doa yang terselip dibalik perbuatan baik, yang suatu saat nanti akan berbuah manis.
Tapi pada akhirnya semua kembali kepada individu masing-masing. Setiap orang tua punya cara tersendiri untuk mengarahkan anaknya menjadi seperti apa.

Tulisan ini semata-mata hanya sebuah bentuk keprihatinan terhadap realita hidup yang marak terjadi disekitar kita. Dan semoga bisa menjadi masukan yang positif untuk kita semua. Khususnya saya yang tengah berusaha menjadi seorang ibu, orang tua terbaik untuk anak saya. Sekian

Saturday, October 5, 2013

Mari Tersenyum

Iseng-iseng blogwalking..eh nemu kalimat yang pas banget nih buat saya, bunyinya seperti ini : Tersenyumlah kepada semua orang, karena senyum itu bisa membuka belenggu jiwa yang terkunci. Tak usahlah merasa diri paling hebat, paling kaya, paling cantik, karena sesungguhnya dari perasaan-perasaan itulah yang akan menjadi benteng bagi kita untuk bersosialisasi.

Kalimat yang cocok sekali untuk saya yang minim tersenyum hehe... Tapi itu bukan lantaran saya merasa sok ataupun sombong lho, justru saya ini orang yang murah senyum, hanya terkadang saya merasa senyuman saya mubazir. Karena tidak jarang ketika saya bertemu seseorang kemudian saya coba bersikap ramah dengan melempar senyum, rupanya yang saya dapatkan justru perlakuan yang sebaliknya. Makanya saya jadi pilih-pilih saat hendak tersenyum pada seseorang. Walaupun sebenarnya tidak baik jika saya terus bersikap seperti itu. Karena orang nanti bisa benar-benar menilai saya itu sombong. Whatever deh..

Sebuah petikan kalimat yang sarat makna di bawah ini adalah yang selalu menginspirasi saya...
"Janganlah engkau meremehkan kebaikan sekecil apapun, meski hanya dengan senyuman saat bertemu dengan saudaramu" (HR : Imam muslim dsn Abu dzar).
Dan saya adalah sosok biasa nan sederhana yang tengah belajar menjadi baik, semoga usaha saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik tidak terhenti sampai disini.
Lilypie - Personal pictureLilypie Breastfeeding tickers
Daisypath Anniversary tickers
Lilypie - Personal pictureLilypie First Birthday tickers