Beberapa hari sebelum
lebaran ayah dihubungi keluarganya yang mmberitahukan kalau ibu yang tengah sakit , keadaannya semakin mmburuk. Begitu
mendengar kabar itu, ayahpun memutuskan
untuk pulang ke palembang secepatnya. Meski pada awalnya kami ga ada rencana mudik lebaran di Palembang ataupun ke jawa tempat orang tuaku, pasalnya kandunganku sudah menginjak usia 7 bulan dan menurut sebagian orang cukup riskan kalau di bawa perjalanan jauh. Tapi apa mau di kata, akhirnya..H min 6 kami berangkat juga. Transit di Jakarta terus lanjut ke
Palembang. Setelah melalui perjalanan jauh dan cukup melelahkan akhirnya kami sampai juga di tempat tujuan. Ini
adalah kali ke dua aku menjejakan kaki di tempat kelahiran suamiku. Setelah hampir satu tahun
lalu sempat mengadakan acara syukuran pernikahan kami di sini. Masih terasa asing dan
canggung dengan suasananya, tapi senang selain bisa tetap bisa mendampingi ayah juga bisa bersilaturahmi lagi dengan
saudara ayah & kakak-kakaknya yang kebetulan dalam kesempatan kali ini bisa berkumpul semua. Sambutan keluarganya
begitu ramah dan hangat saya merasa seperti berada di tengah-tengah keluarga saya sendiri.
Dari cerita
ayah..ibu memang mengidap diabetes sudah cukup lama, hampir
4 tahunan. Sudah berbagai cara di tempuh agar ibu bisa sembuh. Tapi keadaan ibu belum
juga membaik bahkan 3 tahun belakangan, keadaan memaksa ibu harus selalu menggunakan kursi roda untuk membantu aktivitasnya. Yah.. sebagian tubuhnya hampir ga
bisa lagi di gerakkan secara sempurna.
Beberapa hari kemudian setelah
kami sampai, tepatnya satu hari sebelum lebaran, ibu menghembuskan nafasnya yang terakhir. Setelah menanggung beban
sakit yang berkepanjangan akhirnya ibu berpulang ke Rahmatulloh dengan tenang. Masih
di bulan ramadhan bulan penuh ampunan. Semoga arwahnya di terima di sisi Allah
SWT. Amin ya rabb.
Kesedihan dan kedukaan menyelimuti keluarga kami. Tak terkecuali bapak mertuaku..tapi beliau begitu tenang dan tabah. Beliaulah yang merawat ibu selama sakit dengan penuh kasih sayang. Tanpa mengeluh dan tanpa pernah merasa lelah. Sekalipun ada pembantu, tapi bapak ga pernah mengabaikan ibu. Bahkan selama hampir kurang lebih 4 tahun bapak memilih untuk selalu berdiam diri di dalam rumah hanya demi menjaga ibu. Luar biasa cinta bapak. Ga pernah berubah hingga usia pernikahan mereka sudah hampir 50 tahn. Kesetiaan bapak terhadap ibu ga luntur meski ujiannya begitu berat. Mungkin begitulah cinta sejati yang sesungguhnya..
aku memang belum cukup lama mengenal beliau. Tapi yang ku tahu beliau begitu dekat dan hangat bukan saja pada anak dan cucu-cucunya tapi terhadap menantu sekalipun beliau tetap bersikap sama. Agaknya sifat-sifat beliau ini menurun pula ke anak-anaknya. Beruntung karena ayah juga seorang yang sangat penyayang dan sabar. Selama hampir 5 tahun bersama ayah, cinta dan kesetiaan ayah ga pernah berubah bahkan bertambah. Semoga akan selalu seperti itu hingga maut memisahkan..
”ayah akan seperti bapak bun, yang selalu setia menjaga ibu hingga akhir hayat, ayah akan selalu menjaga bunda”
Aamin..mudah2an niat baik ayah di jabbah Allah SWT.
our big family |
No comments:
Post a Comment